Ketakutan Netanyahu dan Barat akan Tegaknya Khilafah


Oleh. Mila Ummu Muthiah

(Aktivis Perempuan)

Senin (21/4/2025) Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dengan tegas menolak pendirian kekhilafahan apa pun di pantai Mediterania. Ia juga menyatakan bahwa balasannya tidak hanya terbatas Yaman, tetapi akan meluas ke Lebanon dan wilayah lainnya. (Arrahmah.id 23-04-2024)

 

Netanyahu berusaha untuk mengubah wajah Timur Tengah dan sedang dilakukan. Ia juga mengatakan bahwa mereka mengenal musuhnya dengan baik dan tidak akan menerima keberadaan Khilafah di sini atau di Lebanon. Mereka berusaha untuk memastikan kelangsungan hidup (Israel). (mediaumat.com, 23-04-2025)

 

Secara fakta dan logika, untuk melawan dominasi hegemoni Barat (AS) yang saat ini menjadi negara adi daya di tingkat internasional, maka rivalnya harus dalam bentuk negara lagi. Negara tersebut bukan sekadar negara biasa namun, negara yang telah dicatat oleh sejarah mampu menguasai 3/4 belahan dunia dengan penuh kedamaian dan kesejahteraan. Negara yang menerapkan Islam dalam segala lini kehidupan sebagai rahmat bagi seluruh alam yaitu Khilafah.

 

Pernyataan Netanyahu terkait penolakan Khilafah, sejatinya menggambarkan ketakutan akan kekuatan umat Islam yang mulai terbentuk kesadarannya dengan menyerukan jihad dan Khilafah sebagai solusi di tingkat global.

 

Netanyahu dan para antek kaum kafir Barat menantang Khilafah adalah karena mereka tahu bahwa umat terbaik ini tidak akan mampu memenuhi tugasnya, kecuali dipimpin oleh seorang Khalifah yang sadar akan tanggung jawabnya, yang memimpin demi kebaikan umat manusia.

 

Para pemimpin entitas dan Barat kafir di belakang mereka mengetahui sumber bahaya bagi mereka sehingga mereka menyalakan api di sana-sini untuk mengalihkan perhatian umat dari mahkota dan kejayaannya. Bahkan, mereka mendatangkan semua tukang sihir untuk mengalihkan perhatian umat dari hakikat kemuliaan mereka, sumber kekuatan mereka, dan penawar kehidupan mereka sehingga mereka tidak lagi melihat cahaya yang memancar dari lipatan panji-panji Khilafah yang berkibar di cakrawala.

 

Ya, tidaklah mengherankan atau mengagetkan bahwa Netanyahu dan para pemimpin dunia lainnya saat ini menentang berdirinya negara Khilafah Rasyidah. Namun yang aneh dan memalukan adalah kaum muslim yang tidak bangkit dan tidak mendukung mereka yang tengah berusaha sekuat tenaga dan tekad untuk menggagalkan rencana musuh sehingga musuh-musuh tahu akibat seperti apa yang akan mereka hadapi!

 

Saat ini, kaum muslim lebih dari waktu-waktu sebelumnya, terkait keharusan mendukung mereka yang sejak hari pertama bersumpah untuk mengembalikan bangunan Khilafah Rasyidah—yang digulingkan oleh kaum kafir Barat setelah beberapa dekade konflik sengit.


Kaum muslim harus bangkit dengan segenap kekuatan, tekad, dan keteguhan hati, yang dikobarkan oleh keimanan, bagaikan gunung yang kokoh, bersama kelompok yang tetap teguh dalam keyakinan mutlaknya bahwa Khilafah Islam—yang ditentang oleh Netanyahu, Trump, dan Putin—adalah mahkota kewajiban yang menjadi sumber kemuliaan kaum muslim, pemelihara keadilan bagi seluruh umat manusia, dan satu-satunya jalan untuk mencapai pengabdian mutlak kepada Allah Swt., dengan menolak semua tuhan-tuhan tandingan selain Allah.

 

Umat mulai menyadari, bahwa solusi gencatan senjata maupun solusi dua negara bukanlah solusi hakiki. Solusi yang ditawarkan oleh Barat hanya akan menguntungkan sebelah pihak, sedangkan Palestina tetap akan di hilangkan. Maka semakin jelas tujuan mereka adalah genosida bagi penduduk Palestina. Semakin jelas pula bahwa dakwah menyuarakan jihad dan Khilafah bukan hanya sekedar bicara atau NATO – No Action Talking Only. 

 

Sudah seharusnya umat menyambut seruan ini. Khilafah adalah ajaran Allah dan bisyarah Rasulullah saw. yang pasti akan terwujud. Dalam sebuah riwayat Rasulullah bersabda :

Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti minhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) yang zalim; ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) diktator yang menyengsarakan; ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti minhaj kenabian.” Beliau kemudian diam(HR Ahmad dan Al-Bazar).

Postingan populer dari blog ini

Bijak Menilai Konten Pejabat

Mempertanyakan Efektivitas Evakuasi Warga Gaza

Polemik Panjang Ijazah Jokowi